ShopDreamUp AI ArtDreamUp
Deviation Actions
Ada masa ketika kita menghamba pada senja
Di waktu mengenal hidup serupa roda
Di saat siang berarti segala rintang
Senja adalah obat nestapa
Ada masa ketika kita berguru pada malam
Ketika atap hanya tempat bernaung
Ketika peraduan hanya tempat berbaring
Malam adalah kebisingan dalam diam
Kini mewah dan tawa bukan kata yang berbeda
Rindu dan curiga jadi tanda yang nyata
Bukan dua tapi tiga cerita tidak memiliki batas
Saling tindih, tempa, takluk, tikam, hujam, rajam, bekap, sekap, dekap
Erat
Tidak ada yang menghamba pada senja
Karena subuh tetap datang
Mengantar dan menutup kita hingga kembali senja
Dengan sujud
Di waktu mengenal hidup serupa roda
Di saat siang berarti segala rintang
Senja adalah obat nestapa
Ada masa ketika kita berguru pada malam
Ketika atap hanya tempat bernaung
Ketika peraduan hanya tempat berbaring
Malam adalah kebisingan dalam diam
Kini mewah dan tawa bukan kata yang berbeda
Rindu dan curiga jadi tanda yang nyata
Bukan dua tapi tiga cerita tidak memiliki batas
Saling tindih, tempa, takluk, tikam, hujam, rajam, bekap, sekap, dekap
Erat
Tidak ada yang menghamba pada senja
Karena subuh tetap datang
Mengantar dan menutup kita hingga kembali senja
Dengan sujud
Sepi
Sepi tidak memilih waktu
atau berharap pada rumpun ramai
Ia bergerak tenang memutari
hari-hari ukuran manusia
dan ruang-ruang abadi sang pencipta
Sepi tidak punya rasa malu
Ia terkadang bisa meragu
tapi lebih sering menghampiri siapa yang mau
dan belum mendapatkan
Ruang sepi tidak selalu sempit
Ia bahkan bisa bersenyawa dengan cahaya
dan membaur pada udara
Kata sepi ada di tiap kapan
Siapa hendak membuka pintu
bisa ia jumpai hingga dua pekan
atau tiap ada percobaan
Sepi tidak memilih kita
yang ada hanya sebaliknya..
Bukan Janji untuk Ibu
Pada tiap cari, kutemukan cara
Untuk bertemu, pada yang nyata dan semu
Kau tahu..
Setiap pertanyaan kita, tidak selalu ada jawaban
Tapi kadang tetap saja, bersikeras minta kepastian
Memang kau kira kita ini apa
makhluk berupa yang seketika?
Padahal dulu ingatan ada setelah alpa
juga tangis yang berujar di balik cecar
Diikuti angguk yang bukan tanda tunduk
Tapi..
waktu cuma ilusi
Kalau kita sudah punya janji
Yang tidak pernah dilafalkan
Yang tidak pernah dilupakan
maaf aku tak selalu ada dalam rengkuhan
maaf aku selalu berdalih dengan ketiadaan
aku bisa fasih berkata-kata
tapi buatmu aku tak pandai bersia-sia
semoga kamu per
Merawat Harakah Haru
Kembali ke #ABookAWeek (hashtag ini saya gunakan di twitter kuejahe (https://www.deviantart.com/kuejahe) selama setahun terakhir)
Setelah absen beberapa bulan. Saya kembali memaksa diri untuk membaca.
Kali ini sebuah buku puisi oleh Iswadi Pratama, seorang sahabat, guru, dan kakak yang saya kagumi.
Sambil menunggu di sebuah gerai provider, saya putuskan harus kelar baca buku ini. Masih dengan atmosfer lebaran, lagu-lagu pop rohani berkumandang. Mungkin itu pula yang membuat saya semakin khusyuk.
Saya baca lekat setiap lariknya bahkan sejak kata pengantar oleh Ari Pahala Hutabarat, Kawan, sastrawan, dan kritikus hebat dari mas Is (demikian saya memanggil Iswadi). Beberapa ka
Mum of the Junior Masterchef, for NutriClub_ID
Event : office-to-office parenting talkshow
Date : 29 April 2016
Place : Indonesia Stock Exchange
The special guest.
Tidak hanya empat pembicara, sebuah video diputar di layar. Menampilkan sosok top 6 masterchef junior Indonesia, chef Revo. Hari itu telah datang tamu spesial, Astrid Suryatenggara, Ibunda dari chef Revo. Dari cerita beliau hadirin tahu bahwa chef Revo sudah tahu keinginannya sejak usia 8 tahun. Ia senang memasak lengkap dengan segala konsekuensinya. Harus mau berlama-lama di pasar dan dapur, belajar dengan sabar, menimba ilmunya ke berbagai tempat, hingga mempersiapkan biaya pendidikan yang tidak murah. Menarikny
© 2015 - 2024 kuejahe
Comments1
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
kereeennn